Jembatan Rusak Tidak Menghalangi Semangat Pelajar Ini Ke Sekolah
Di masa yang serba canggih sekarang ini, teknologi berkembang teramat pesat. Bagi sebagian daerah yang berada di kota-kota Indonesia sudah memperoleh fasilitas sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pelajar, mulai tersedianya jaringan internet, alat perangkat untuk penunjang keberlangsungan belajar mengajar, serta akses jalanan yang sangat mudah dilalui untuk ke sekolah.
Namun untuk sebagian daerah terpencil di Indonesia, masih sangat minim fasilitas yang disediakan dan sulitnya akses jalanan, seperti di Desa Leuwi Ipuh, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Beberapa pelajar mesti bersusah payah menyeberangi jembatan hanya untuk sampai ke Sekolah.
Untungnya, semangat juang yang dimiliki para pelajar SD, SMP, dan SMA tersebut masih sangat tinggi, sehingga mereka tetap melalui jembatan sebagai satu-satunya akses, meskipun terkadang kondisi jembatan tersebut kini sedang rusak dan cenderung tidak layak pakai.
Setiap berangkat ke sekolah, seringkali mereka harus bertaruh nyawa demi menempuh pendidikan. Bahkan ada satu daerah yang memiliki jembatan gantung dengan ketinggian hingga 10 meter dari permukaan sungai dan hanya terbuat dari batang bambu sepanjang 70 meter.
Jembatan tersebut sebetulnya tidak layak untuk digunakan. Namun mau tidak mau, karena memang tidak ada pilihan lain bahwa jalur alternatif tercepat untuk sampai ke sekolah terlalu jauh untuk ditempuh hingga 5 kilometer jaraknya.
Mengingat kondisi yang ada, para pelajar secara bergantian menyeberangi jembatan tanpa mengenakan sepatu serta memegang erat kawat dan bambu. Kondisi akan lebih mengerikan terjadi ketika hujan turun. Jembatan akan lebih licin dari biasanya dan penyeberang jembatan akan rawan terseret arus sungai.
Sungguh besar keberanian dan semangat para pelajar ini, mengingat kesulitan yang harus mereka hadapi untuk dapat mengikuti belajar di sekolah. Walaupun mereka memiliki rasa takut yang luar biasa, karena kondisi jembatan bahkan hingga terdapat batu-batu besar yang lancip berada tepat di bawah jembatan tersebut. Namun, rasa takut seolah menjadikan pacuan semangat dalam proses pencapaian yang mereka raih.
Maka, bersyukurlah bagi para pelajar yang di daerahnya memiliki akses jalanan dengan mudah untuk pergi ke sekolah dan fasilitas yang disediakan terpenuhi. Jangan disia-siakan fasilitas yang ada, manfaatkanlah dengan baik dan maksimalkan untuk belajar demi meraih pendidikan yang lebih baik.
Banyak pilihan jalan yang memungkinkan untuk sampai ke sekolah dengan cepat, banyak kendaraan umum yang memudahkan akses jalan, serta tidak jarang pula pelajar memiliki kendaraan lengkap dengan pengendara pribadi hanya sekedar untuk antar jemput sekolah. Harusnya, semangat pelajar tidak kalah dari mereka yang kesulitan dengan akses perjalanan ke sekolah.
Namun untuk sebagian daerah terpencil di Indonesia, masih sangat minim fasilitas yang disediakan dan sulitnya akses jalanan, seperti di Desa Leuwi Ipuh, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Beberapa pelajar mesti bersusah payah menyeberangi jembatan hanya untuk sampai ke Sekolah.
Untungnya, semangat juang yang dimiliki para pelajar SD, SMP, dan SMA tersebut masih sangat tinggi, sehingga mereka tetap melalui jembatan sebagai satu-satunya akses, meskipun terkadang kondisi jembatan tersebut kini sedang rusak dan cenderung tidak layak pakai.
Setiap berangkat ke sekolah, seringkali mereka harus bertaruh nyawa demi menempuh pendidikan. Bahkan ada satu daerah yang memiliki jembatan gantung dengan ketinggian hingga 10 meter dari permukaan sungai dan hanya terbuat dari batang bambu sepanjang 70 meter.
Jembatan tersebut sebetulnya tidak layak untuk digunakan. Namun mau tidak mau, karena memang tidak ada pilihan lain bahwa jalur alternatif tercepat untuk sampai ke sekolah terlalu jauh untuk ditempuh hingga 5 kilometer jaraknya.
Mengingat kondisi yang ada, para pelajar secara bergantian menyeberangi jembatan tanpa mengenakan sepatu serta memegang erat kawat dan bambu. Kondisi akan lebih mengerikan terjadi ketika hujan turun. Jembatan akan lebih licin dari biasanya dan penyeberang jembatan akan rawan terseret arus sungai.
Sungguh besar keberanian dan semangat para pelajar ini, mengingat kesulitan yang harus mereka hadapi untuk dapat mengikuti belajar di sekolah. Walaupun mereka memiliki rasa takut yang luar biasa, karena kondisi jembatan bahkan hingga terdapat batu-batu besar yang lancip berada tepat di bawah jembatan tersebut. Namun, rasa takut seolah menjadikan pacuan semangat dalam proses pencapaian yang mereka raih.
Maka, bersyukurlah bagi para pelajar yang di daerahnya memiliki akses jalanan dengan mudah untuk pergi ke sekolah dan fasilitas yang disediakan terpenuhi. Jangan disia-siakan fasilitas yang ada, manfaatkanlah dengan baik dan maksimalkan untuk belajar demi meraih pendidikan yang lebih baik.
Banyak pilihan jalan yang memungkinkan untuk sampai ke sekolah dengan cepat, banyak kendaraan umum yang memudahkan akses jalan, serta tidak jarang pula pelajar memiliki kendaraan lengkap dengan pengendara pribadi hanya sekedar untuk antar jemput sekolah. Harusnya, semangat pelajar tidak kalah dari mereka yang kesulitan dengan akses perjalanan ke sekolah.
Posting Komentar