Ayat-Ayat Lucu Musailamah Al Kadzdzab Untuk Menantang Al Quran
Sejak lebih dari 14 abad yang lalu, Al Quran telah terbukti sebagai kitab suci yang menyempurnakan segala kitab pada rasul-rasul terdahulu. Sekaligus menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa risalah terakhir yang tidak mungkin akan ada lagi utusan Allah setelahnya. Al Quran seakan telah meramalkan bahwa manusia yang keras kepala akan menolaknya, menganggapnya buatan Muhammad dan hanya berisi dongeng-dongeng belaka.
Al Quran dengan senang hati menantang siapa pun yang enggan percaya dengannya, disertadi denga berbagai tantangan yang dapat dilakukan manusia pada saat itu, demi meyakinkan manusia bahwa dia dan pembawanya (Nabi Muhammad) benar-benar kitab suci dan utusan Allah kepada penghuni seantero bumi.
Al Quran memulai tantangannya dengan mengajak siapa pun untuk membuat satu kitab utuh (QS. Al Qoshosh 28:49-50). Kemudian sekedar membuat sepuluh surah saja (QS. Huud 11:13). Namun kenyataanya tidak ada seorang pun yang mampu untuk menyanggupi tantangan tersebut.
Tidak hanya sampai disana, Al Quran mempermudah lagi tantangannya, untuk membuat satu surah tandingan (QS. Al Baqarah 2:23). Hingga pada akhirnya, karena telah mengetahui tidak akan ada seorang pun yang mampu, Al Quran pun menyatakan "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain." (QS. Al Isra' 17:88)
Moenawar Chalil dalam bukunya yang berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad telah mencatat empat nama nabi palsu, di masa Nabi Muhammad dan di masa awal pemerintahan khalifah Abu Bakar. Dua diantaranya telah Nabi Muhammad ramalkan, dari takwil mimpi yang beliau alami. Yaitu Aswad Al Ansi dan Musailamah Al Kadzdzab. Sementara dua lainnya adalah Sajaah dan Thulailah bin khuwailid Al Asadi. (Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad [3] 246).
Namun, sekembalinya dari Madinah, Musailamah kembali menjadi kafir (murtad) dan mulai memproklamirkan bahwa dirinya sebagai utusan Allah, layaknya Nabi Muhammad.
Musailamah terbilang orang yang pandai berbicara dan memiliki kekuasaan yang kuat, karena memang di kala itu Musailamah sedang berkuasa di kota Yamamah, sehingga tidak heran jika setelah pernyataannya tersebut dipublikasikan banyak orang yang terpedaya dan tertipu oleh sihirnya.
Karena mengetahui ajakannya yang semakin hari semakin membuahkan hasil, Musailamah Al Kadzdzab kemudian bertambah percaya diri hingga merasa akan mampu mengalahkan Nabi Muhammad dengan syair-syair dan kekuasaan yang dia miliki. Ia pun sempat berkirim surat kepada Nabi Muhammad untuk menantang beliau bahwa dirinya juga merupakan seorang utusan Allah.
Musailamah menuliskan surat yang berisi "Dari Musailamah, utusan Allah kepada Muhammad utusan Allah. kesejahteraan semoga dilimpahkan atas Tuan. Aku telah bersekutu dalam urusan kenabian dengan Tuan dan bagi kami separuh tanah dan bagi Quraisy separuh tanah. Tetapi kaum Quraisy adalah kaum yang melampaui batas."
Untuk menanggapi surat yang tidak senonoh tersebut, Nabi Muhammad kemudian mengirimkan surat balasan kepada Musailamah yang berisi "Dengan nama Allah, maha pengasih lagi penyayang. Dari Muhammad utusan Allah, kepada Musailamah Si pendus (Al Kadzdzab). Kesejahteraan semoga dilimpahkan atas orang yang mengikuti petunjuk yang benar. Bahwasannya bumi ini milik Allah, Dia akan berikan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya."
Balasan itu ternyata tidak digubris sama sekali oleh Musailamah. Setelah Nabi Muhammad wafat, ia terus melancarkan propaganda sesatnya. Keonaran yang dibuat Musailamah itu membuat Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq menjadi resah karena khawatir semakin banyak orang yang disesatkan.
Kemudian beliau menurunkan pasukan untuk menumpas Musailamah dalam perang Yamamah. Hingga akhirnya Musailamah Al Kadzdzab pun berhasil dibunuh oleh Wahsyi dalam perang tersebut. Sementara istrinya yang dahulu sempat mendukung Musailamah lantas bertaubat dan kembali memeluk Islam.
Dalam kitab-kitab Tarikh, wahyu palsu yang dibuat oleh Musailamah masih bisa kita ditemukan. Terdapat puluhan ayat palsu yang sengaja dibuatnya dengan tujuan menandingi Al Quran. Namun sayang sekali, sebagai seorang penyair, redaksi dan kandungan ayat yang buatannya itu sangatlah mempermalukan dirinya sendiri.
Hal itu karena pemilihan kata-kata yang kotor dan jorok, sangat tidak menarik didengar, dan tidak mampu membuat gaya bahasa sendiri. Dan dapat dipastikan bahwa semua ayat-ayat palsunya itu mencoba meniru gaya dan susunan bahasa dalam Al Quran, tapi tetap saja tidak sama sedikit pun dan tidak akan mampu menanding ketinggian Al Quran.
Surah dalam Al Quran yang ditiru oleh Musailamah diantaranya adalah surah Al Fiil, Al Kaustar, An Nashr dan surah-surah pendek lainnya. (Mawaahib al-Laduniyah [2] 245) (Syarh as-Syifa’ [1] 554).
Diantara wahyu-wahyu palsu Musailamah itu adalah sebagai berikut.
أَلَمْ تَرَ إِلَى ربِّك كَيْفَ فَعَلَ بِالْحُبْلَى؟ أَخْرَجَ مِنْهَا نَسَمَةً تَسْعَى، مِنْ بَيْنِ صِفَاقٍ وَحَشَا.
Artinya:
Tidakkah kamu melihat, betapa Tuhanmu membuat perempuan mengandung? Ia mengeluarkan darinya jiwa yang berjalan. Keluarnya diantara kulit perut sebelah bawah dan kulit bawah sebelah atas.
إِنَّ اللَّهَ خلق للنساء أَفْرَاجَا، وَجَعَلَ الرِّجَالَ لَهُنَّ أَزْوَاجًا، فَنُولِجُ فِيهِنَّ قُعْسًا إِيلَاجًا، ثُمَّ نُخْرِجُهَا إِذَا نَشَاءُ إِخْرَاجًا، فَيُنْتِجْنَ لَنَا سِخَالًا إِنتاجاًا.
Artinya:
Sesungguhnya Allah telah menciptakan perempuan berpuak-puak. Dan menciptakan laki-laki sebagai pasangan mereka. Maka kami memasukkan mereka sambil berkedik dengan benar-benar memasukkan. Kemudian kami keluarkan di saat yang kami kehendaki. Lalu berbuahlah mereka untuk kami beberapa buah.
Demikianlah sajak-sajak dan ayat-ayat lucu tidak bermaknsa karangan Musailamah yang dikatakan sebagai wahyu dari Tuhan. Bagi yang mempelajari ilmu bahasa Arab terutama ilmu Balaghah, maka akan dapat merasakan rendah dan kasarnya bahasa dan makna yang digunakan pada ayat-ayat palsu Musailamah tersebut. Wallaahu a'lam bishshowab.
Tantangan Al Quran
Banyak sekali yang menolak dan tidak percaya dengan kedatang Al Quran yang diterima Nabi Muhammad. Seakan sedari awal sudah mengetahui hal tersebut, Al Quran pun telah menyiapkan jawaban dan argumen balik kepada siapa pun yang mengingkarinya.Al Quran dengan senang hati menantang siapa pun yang enggan percaya dengannya, disertadi denga berbagai tantangan yang dapat dilakukan manusia pada saat itu, demi meyakinkan manusia bahwa dia dan pembawanya (Nabi Muhammad) benar-benar kitab suci dan utusan Allah kepada penghuni seantero bumi.
Al Quran memulai tantangannya dengan mengajak siapa pun untuk membuat satu kitab utuh (QS. Al Qoshosh 28:49-50). Kemudian sekedar membuat sepuluh surah saja (QS. Huud 11:13). Namun kenyataanya tidak ada seorang pun yang mampu untuk menyanggupi tantangan tersebut.
Tidak hanya sampai disana, Al Quran mempermudah lagi tantangannya, untuk membuat satu surah tandingan (QS. Al Baqarah 2:23). Hingga pada akhirnya, karena telah mengetahui tidak akan ada seorang pun yang mampu, Al Quran pun menyatakan "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain." (QS. Al Isra' 17:88)
Nabi-Nabi Palsu
Sejarah mencatat, di masa Nabi Muhammad dan setelahnya sudah banyak ditemui orang-orang yang berani mengaku sebagai nabi dan menerima wahyu Allah. Sederet nama-nama nabi palsu itu pun hingga kini masih tercatat rapi di buku-buku Tarikh Islam.Moenawar Chalil dalam bukunya yang berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad telah mencatat empat nama nabi palsu, di masa Nabi Muhammad dan di masa awal pemerintahan khalifah Abu Bakar. Dua diantaranya telah Nabi Muhammad ramalkan, dari takwil mimpi yang beliau alami. Yaitu Aswad Al Ansi dan Musailamah Al Kadzdzab. Sementara dua lainnya adalah Sajaah dan Thulailah bin khuwailid Al Asadi. (Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad [3] 246).
Mengenal Musailamah Al Kadzdzab
Musailamah adalah seorang laki-laki yang berasal dari Bani Hanafi. Lahir di kota Yamamah. Namanya sendiri adalah Harun bin Habib al Hanafi. Sebagian riwayat menjelaskan, bahwa Musailamah juga biasa dipanggil sebagai Abu Tsumamah. Pada tahun kesepuluh Hijriyah, ia bersama rombongannya berangkat ke kota Madinah hendak bertemu dengan Nabi Muhammad. Mereka semua pun bertemu dengan Nabi dan kemudian langsung memeluk Islam.Namun, sekembalinya dari Madinah, Musailamah kembali menjadi kafir (murtad) dan mulai memproklamirkan bahwa dirinya sebagai utusan Allah, layaknya Nabi Muhammad.
Musailamah terbilang orang yang pandai berbicara dan memiliki kekuasaan yang kuat, karena memang di kala itu Musailamah sedang berkuasa di kota Yamamah, sehingga tidak heran jika setelah pernyataannya tersebut dipublikasikan banyak orang yang terpedaya dan tertipu oleh sihirnya.
Karena mengetahui ajakannya yang semakin hari semakin membuahkan hasil, Musailamah Al Kadzdzab kemudian bertambah percaya diri hingga merasa akan mampu mengalahkan Nabi Muhammad dengan syair-syair dan kekuasaan yang dia miliki. Ia pun sempat berkirim surat kepada Nabi Muhammad untuk menantang beliau bahwa dirinya juga merupakan seorang utusan Allah.
Musailamah menuliskan surat yang berisi "Dari Musailamah, utusan Allah kepada Muhammad utusan Allah. kesejahteraan semoga dilimpahkan atas Tuan. Aku telah bersekutu dalam urusan kenabian dengan Tuan dan bagi kami separuh tanah dan bagi Quraisy separuh tanah. Tetapi kaum Quraisy adalah kaum yang melampaui batas."
Untuk menanggapi surat yang tidak senonoh tersebut, Nabi Muhammad kemudian mengirimkan surat balasan kepada Musailamah yang berisi "Dengan nama Allah, maha pengasih lagi penyayang. Dari Muhammad utusan Allah, kepada Musailamah Si pendus (Al Kadzdzab). Kesejahteraan semoga dilimpahkan atas orang yang mengikuti petunjuk yang benar. Bahwasannya bumi ini milik Allah, Dia akan berikan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya."
Balasan itu ternyata tidak digubris sama sekali oleh Musailamah. Setelah Nabi Muhammad wafat, ia terus melancarkan propaganda sesatnya. Keonaran yang dibuat Musailamah itu membuat Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq menjadi resah karena khawatir semakin banyak orang yang disesatkan.
Kemudian beliau menurunkan pasukan untuk menumpas Musailamah dalam perang Yamamah. Hingga akhirnya Musailamah Al Kadzdzab pun berhasil dibunuh oleh Wahsyi dalam perang tersebut. Sementara istrinya yang dahulu sempat mendukung Musailamah lantas bertaubat dan kembali memeluk Islam.
Ayat-Ayat Palsu Musailamah
Dalam kitab-kitab Tarikh, wahyu palsu yang dibuat oleh Musailamah masih bisa kita ditemukan. Terdapat puluhan ayat palsu yang sengaja dibuatnya dengan tujuan menandingi Al Quran. Namun sayang sekali, sebagai seorang penyair, redaksi dan kandungan ayat yang buatannya itu sangatlah mempermalukan dirinya sendiri.
Hal itu karena pemilihan kata-kata yang kotor dan jorok, sangat tidak menarik didengar, dan tidak mampu membuat gaya bahasa sendiri. Dan dapat dipastikan bahwa semua ayat-ayat palsunya itu mencoba meniru gaya dan susunan bahasa dalam Al Quran, tapi tetap saja tidak sama sedikit pun dan tidak akan mampu menanding ketinggian Al Quran.
Surah dalam Al Quran yang ditiru oleh Musailamah diantaranya adalah surah Al Fiil, Al Kaustar, An Nashr dan surah-surah pendek lainnya. (Mawaahib al-Laduniyah [2] 245) (Syarh as-Syifa’ [1] 554).
Diantara wahyu-wahyu palsu Musailamah itu adalah sebagai berikut.
Artinya:
Tidakkah kamu melihat, betapa Tuhanmu membuat perempuan mengandung? Ia mengeluarkan darinya jiwa yang berjalan. Keluarnya diantara kulit perut sebelah bawah dan kulit bawah sebelah atas.
Artinya:
Sesungguhnya Allah telah menciptakan perempuan berpuak-puak. Dan menciptakan laki-laki sebagai pasangan mereka. Maka kami memasukkan mereka sambil berkedik dengan benar-benar memasukkan. Kemudian kami keluarkan di saat yang kami kehendaki. Lalu berbuahlah mereka untuk kami beberapa buah.
Demikianlah sajak-sajak dan ayat-ayat lucu tidak bermaknsa karangan Musailamah yang dikatakan sebagai wahyu dari Tuhan. Bagi yang mempelajari ilmu bahasa Arab terutama ilmu Balaghah, maka akan dapat merasakan rendah dan kasarnya bahasa dan makna yang digunakan pada ayat-ayat palsu Musailamah tersebut. Wallaahu a'lam bishshowab.
Posting Komentar